Senin, 10 September 2012

   Pameran komunitas tangga yang dibuka pada hari sabtu tanggal 9 sebtember merupakan salah satu bentuk kegiatan pameran berskala umum yang diwadahi oleh suatu kelompok mahasiswa dan dosen seni rupa murni UNS yang menurut saya bertujuan untuk membangkitkan gairah seni rupa bukan hanya di lingkungan universitas namun para alumni jurusan tersebut dan juga masyarakat umum yang memiliki kemampuan membuat suatu karya seni.
   Dari segi peserta dan karya yang dipamerkan banyak kemajuan di bandingkan 5-7 tahun yang yang lalu melalui bentuk wadah yang berbeda, komunitas tangga ini memberi suatu kejelasan mengenai wacana berkesenian kepada mahasiswa seni rupa murni kedepanya agar selalu menjadi lebih baik dari tahun- ketahun atau bila perlu dari hari-kehari, namun segala sesuatunya perlulah mendapatkan dukungan dari semua pihak khususnya intitusi pendidikan yang menaungi komunitas ini. Masalah pendanaan,sistem regenerasi, dan produksi karya biasanya menjadi kendala sehingga peran intitusi tidak hanya mengesahkan proposal tapi  juga harus menganggarkan biaya kegiatan setiap tahun,pengelolaan anggota,dan bimbingan berkarya yang baik.
   Komunitas ini diharapkan mampu bersaing dengan komunitas-komunitas yang lain yang lebih dulu, jadi harus sering mengadakan pameran-pameran diawali dari tingkat lokal dan harus mempunyai visi bersaing ditingkat nasional bahkan internasinal untuk menghasilkan seniman-seniman yang berbakat dan pekerja keras. untuk mencapai tingkat nasional dan internasional komunitas ini jangan hanya berkembang dillingkungan universitas namun di luar universitas perlu dibentuk juga, dengan begitu pekembangannya akan jauh lebih cepat.
   sekian pendapat saya, bila ada kekurangan atau salah kata saya minta maaf .. SEMANGAT KAWAN!!

Sabtu, 08 September 2012

Ini merupakan karya ke tiga dari 8 karya yang saya buat, sumber ide pertamanya sama yaitu batu fosil kayu, namun selama proses pengerjaan banyak sekali faktor yang mempengaruhi seperti, perasaan, pengalaman,masa kecil,asmara dan lain sebagainya sehingga terciptalah karya seperti itu. Kebebasan merupakan sesuatu yang ingin dicapai, ekspresi adalah caranya dan karya adalah bentuknya.

Batu fosil kayu merupan salah satu sumber inspirasi untuk membuat sebuah karya seni. Berbagai pengamatan dapat menimbulkan kesan yang berbeda-beda, sebuah pengalaman berharga dapat mengamati batu yang kaya akan warna ini seolah-olah pikiran saya terdistorsi meliyuk-liyuk dan melayang-layang seperti karya van Gogh.
Alam bawah sadar berperan penting untuk menentukan bentuk dan pantulan cahaya ke retina akan mempengaruhi warna. This a shape and color wood fossil.

Selasa, 07 Februari 2012

Hubungan Seni dengan Alam

Hubungan Antara Seni dengan Alam

Manusia sebagai makluk yang hidup didunia tidak mungkin lepas dari alam karena manusia merupakan bagian kecil dari alam semesta ini, contoh sederhana pemandangan alam dengan lukisan pemandangan alam apakah berbeda, jika ada perbedaan esensi maka disitulah esensi seniman dalam batas antara kita dengan alam.
Apabila seni merupakan duplikat bentuk luar dari alam maka imitasi yang paling dekat merupakan pelukisan yang paling memuaskan. Seniman tidak bermaksud menggambarkan perwujudan yang kasat mata, melainkan ingin menceritakan tentangnya. Perwujudan itu mungkin merupakan hasil pengamatan atau emosi yang dirasakan, bukan komunikatif secara jelas dan efektif secara bentuk sesunguhnya.
Ada dua metode penciptaan karya seni yang bersumber dari alam, pertama seniman dengan sengaja memanfaatkan apa yang telah dicapai seniman lain, meniru karya tersebut atau memilih dan mengkombinasikan keindahannya yang paling asal yaitu alam, dalam hal ini biasanya seniman menyajikan corak atas dasar studi dari gambar-gambar yang menghasilkan seni imitative, kedua seorang seniman berusaha menemukan kualitas tertentu yang belum pernah digambarkan seniman lain seni sebelumnya.
Alam merupakan sesuatu yang berdiri sendiri, namun kita merupakan bagian dari alam. Seni tidak saja mendokumentasikan alam atau peristiwa di dalamnya tetapi menyuguhkan ragam makna dan tuntunan makna kehidupan (Dharsono Sony Kartika, 2004: 24-25).